Ketig orang itu sama-sama miskin, sama-sama mendapat nasib malang dan sama-sama mempunyai cacat. pakainya compang-camping, wajahnya kusut dan badanya tidak terurus.
kerjanya berjalan sepanjang hari, meminta-minta belas kasih orang. Orang banyak mengatakan mereka sebagai pengemis.
Bila malam tiba, mereka tidur di bawah emper atau serambi muka rumah siapapun. Tidak berselimut dan tidak pula beralasan tidur. Anehnya, mereka bertiga amat rukun, sering berkumpul dan sering pergi mengemis bersama.
Siapakah mereka bertiga itu?
Entahlah. orang-orang tidak ada yang mengetahuyi akan nama mereka. Hanya saja mereka di sebut menurut ciri dan cacat yang mereka derita.
Yang pertama di sebut si Botak, karena di atas kepalanya tidak ada satu helai rambut pun yang tumbuh.
Yang kedua di sebut si Sopak, karena seluruh badanya putih bule.
Yang ketiga di sebut si Buta, karena ia seorang yang buta sejah lahir.
Dimana dan kapankah mereka itu hidup?
Mereka bertiga adalah bangsa Israil, dan hidup pada jaman sekitar Nabi Musa alaihis salam dahulu.
Pada suatu hari, ketiga orang itu bertemu dengan seorang yang gagah dan bagus rupanya di tengah jalan. Kesempatan inipun digunakan oleh ketiga pengemis itu untuk minta sedekaj. Sangat kebetulan sekali, karena orang gagah yang mereka mintai sedekah itu adalah orang yang baik hati, ramah dan suka bekelakar.
Setelah ketiga pengemis itu di beri uang, maka bertanyalah orang yang gagah itu:
"Seandainya Tuhan mengabulkan do'a mu, apakah yang kau minta wahai...saudaraku..?
"Aku minta agar disembuhkan dari cacat penyakitku ini, dan dikaruniai harta benda yang berlimpah," jawab ketiga pengemis itu.
"Maukah kamu bertiga mengaminkan do'a ku?" tanya orang gagah tadi.
"Baiklah. Aku bersedia,"jawab ketiga pengemis itu.
"Wahai Tuhan! Berilah ketiga sudaraku ini harta yang berlimpah dan agar dapat sembuh dari penyakitnya!" demikianlah do'a orang yang gagah tadi itu, dan ketiga pengemis tadi mengaminkan do'anya.
Orang yang baik itu berlalulah. Entah kemana perginya, ketiga pengemis itupun tidak menghiraukannya.
BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN.
KEADAAN TELAH BERUBAH.
Demikian pula nasib ketiga pengemis itu. mereka bertiga sekarang tlah menjadi orang2 kaya. Tuhan memang Maha Kasih kepada hambaNya. Do'a orang yang gagah dan baik hati dahulu ternyata dikabulkan oleh Tuhan.
Pada suatu hari, seorang pengemis tua berjlan terseot-seot, Ia betelekan tongkat di muka pintu gerbang si Botak. Tetapi ia di bentak2 oleh si Botak. Bahkan pengemis tua yang kelaparan itu diusir dari pintu gerbang si Botak.
pengemis tua itupun berjalan terhuyung-huyung hampir terjatuh. Badanya menggigil dan bibirnya gemetar.
Ia menuju ke rumah si Sopak yang kaya itu.
Alangkah sialnya. Ia dibentak dan diusir oleh Si Sopak.
Nasib yang di alami di rumah si Buta lain sekali. Pengemis tua itu dismbut dengan ramah dan di jamu oleh si Buta. Hidangan yang lengkappun keluar untuk pengemis tua itu.
Sehabis makan,. kedua orang itu, yakni si Pengemis Tua dan si Buta itu saling bertukar pengalaman. Keduanya saling menceritakan pengalaman hidupnya.
Tidak terasa, air mata si Buta meleleh bercucuran. Mungkin Si Buta teringat pada masa sewaktu ia masih menjadi seorang pengemis dahulu.
Tentu saja si Buta sekarang ini tidak buta lagi matanya. Dan tentu saja namanya tidak si Buta lagi, tetapi di dalam cerita ini masih di sebut si Buta (dak pa2.....kan...). sebabnya ialah karena yang empunya cerita juga tidak menyebutkan nama aslinya si Buta itu.
"Mengapa ari matamu titik, wahai saudaraku?" tanya pengemis tua kepada si buta.
"Aku teringat pada masa yang lalu atas diriku," jawab si Buta.
"Bagaimana engkau, saudaraku?" tanya pengemis tua itu lagi.
"Dahulu, aku pun seperti engkau. Buta, lagi pengemis"
"Sudahlah saudaraku. Tuhan Allah Maha Kasih. Kita harus bersyukur atas kemurahan Tuhan kepada kita," kata pengemis tua.
"Memang kebikanmu telah lama ku dengar saudaraku. Engkau telh banyak menolong orang yang memerlukan bantuan," kata pengemis tua itu memuji tuan rumah.
Setelah selesai dan cukup, pengemis tua itupun minta diri.
Tuanb rumah mengantarkan sampai ujung halaman. Dan manakala tuan rumah telah berbalik menuju pintu rumahnya, maka lenyaplah pengemis tua itu. Entah ke mana perginya, tidak ada orang yang memperhatikan.
Beberapa tahun telah berlalu lagi. saat2 telah berputar tiada terasa. Putaran nasib beredar terus. si Botak dan si Sopak jatuh miskin lagi.
Yang lebih aneh ialah, bahwa kedua orang itu kembali botak dan sopak lagi. Padahal sewaktu kedua orang ini menjadi kaya, penyakit botak dan sopaknya telah sembuh. dan sekarang ini kedua orang itu kembali menjadi peminta-minta sepanjang jalan.
Adapun si Buta masih tetap kaya, dan bahkan semakin bertambah-tambah hartanya.
Demikianlah serita Nabi Muhammad saw. yang dapat kita temukan dalam salh satu hadist Rasulullah.
Dikatakan di dalam hadist itu, bahwa orang gagah yang mendo'akan ketiga pengemis dahulu, adalah seorang malaikat yang menyamar sebagai menusia biasa. Begitu pula orang yang minta2, yaitu si Pengemis Tua yang di usir si Botak dan si Sopak dan di terima baik oleh si Buta adalah malaikat yang di utus Tuhan untuk mencoba manusia.
Tentulah orang yang bersukur kepada Tuhan akan mendapat rahmat dari Tuhan, dan orang yang congkak, ia pastilah akan mendapat siksaan dari Tuhan.
Selamat datang di blog saya..... moga bisa menambah motifasi bagi kita untuk lebih mencintai Sang Kholik...dan mengaplikasikan dalam tiap tarikan nafas, saya hanyalah manusia biasa, tulisan disini merupakan hasil dari berbagai sumber, apabila bermanfaat silahkan di copy paste tanpa harus di sertai sumbernya. dengan maksud saling berbagi moga dapat bermanfaat dan mendapat Ridhonya.
Mengenai Saya

- Dodik Kurniawan
- Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu,
Selasa, 16 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar